In Memoriam of "Bapak"

>> 1 Agustus 2010

Ga kerasa uda lewat 40 hari ayah mertuaku menghadap Sang Khalik, kayanya baru aja aku dan keluarga suamiku menghadiri acara pemakaman beliau yang berlangsung dengan sangat khidmat. Semasa hidupnya, beliau adalah pensiunan tentara yang memiliki beberapa bintang jasa atas pengabdiannya berpuluh2 tahun kepada negeri ini.. Sehingga beliau berhak dimakamkan secara militer di Taman Makam Bahagia di daerah Ciledug.. Sempat terlontar kata2 dari ibu mertua pada saat upacara pemakaman dan bapak dilepas oleh perwira dari tiga angkatan yaitu AL, AU dan AD, kalo bapak pasti bangga dihargai seperti ini..

Seakan masih segar di ingatanku sosok bapak yang sederhana, baik, ga neko2, demen nonton tinju, agak pendiam tapi suka banget ngobrol politik, sering nanyain aku kalo aku uda lama ga nongol di rumah beliau @Tangerang, selalu doyan bika ambon bikinanku, dan selalu rekues minta dibuatkan kue mangkok (yang sampai detik terakhir beliau menghembuskan nafas, aku menyesal banget masih belum bisa membuatnya)..

Ga ada satupun dari kami yang menyangka bahwa bapak secepat ini dipanggil Yang Maha Kuasa. Memang bapak sudah berusia 67 tahun pada bulan Mei tahun 2010 ini, tapi walaupun umur uda banyak Bapak merupakan laki2 yang sangat tangguh di mataku. Bagaimana tidak? Sudah 5 tahun beliau cuci darah karena sakit gagal ginjal yang dideritanya, tak sedikitpun beliau mengeluh kesakitan, mual2, maupun keluhan lain yang sering dialami pasien cuci darah. Bahkan bapak selalu terlihat segar bugar, rajin olahraga jalan kaki muter2 kompleks.. Aku aja yang sehat suka males olahraga, hehe..

Sampai dengan tanggal 6 Juni yang lalu beliau tiba2 mengalami sakit yang luar biasa di daerah pinggang sampai keringat dingin mengucur deras dari seluruh tubuhnya. Kebetulan aku dan suami posisinya lagi di Jakarta dan adik ipar juga sedang tidak dirumah. Ibu mertuaku langsung panik dan minta pertolongan tetangga depan untuk mengantarkan ke RS. Sampai disana, aku, suamiku, dan adik iparku sudah menunggu kedatangan bapak & ibu di ruang UGD. Setelah diobservasi dokter, bapak harus diopname..

Tapi tampaknya obat dokter tidak meredakan sakit beliau sedikitpun, bahkan beliau mengalami kesulitan bernapas. Mungkin ini tanda2 sakaratul maut.. namun kami yang terlalu buta untuk melihatnya. Setelah beberapa hari di ruang perawatan, bapak harus dipindahkan ke ICU untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif mengingat kondisi bapak yang semakin menurun. Kami juga sulit berkomunikasi lagi dengan Bapak, karena Bapak ga sadar. Entah itu karena obat atau memang Bapak ga sanggup membuka mata. Aku ga tega ngeliat bapak dalam kondisi lemah dan tidak berdaya seperti itu, tak kuasa ak menahan tangis. Teringat kembali ke masa2 5 tahun yang lalu ketika aku harus melihat kepergian Mamaku tercinta di ruang ICU juga..

Tak putus2nya kami berdoa, mendoakan kesembuhan untuk Bapak. Ketika aku mengantri obat di salah satu loket ASKES, aku ngobrol dengan seorang ibu2 yang ternyata suaminya pernah mengalami persis dengan apa yang Bapak alami sekarang. Dan kebetulan sekali, suami beliau juga pasien cuci darah. Ibu2 ini bercerita suaminya sekarang uda sembuh, sehat wal’afiat. Ada rasa bahagia yang membuncah di hatiku, setitik harapan bahwa obrolan dengan ibu ini mengingatkanku kalo manusia itu jangan gampang menyerah karena semua ada di tangan Tuhan. Segera aku sampaikan obrolan kami tadi ke ibu mertuaku, beliau juga bahagia berharap ada mukjizat Allah yang bisa membuat Bapak sembuh..

Tapi takdir berkata lain, tepat seminggu setelah Bapak dirawat.. 13 Juni 2010 Bapak harus pergi menghadap Allah SWT. Sampai disini perjalanan Bapak, diiringi tangisan dan kenangan2 indah tentang Bapak, kami harus ikhlas melepaskan..

Bapak.. Aku mohon maaf jika ternyata selama jadi menantu Bapak selama kurang lebih satu tahun ini ada yang ga berkenan di hati Bapak, maaf Bapak belum bisa gendong cucu dari kami berdua.. Maaf juga untuk kue mangkok yang ga pernah berhasil aku buat..

Terimakasih buat semuanya ya Pak, uda menerima dengan lapang dada aku yang banyak kekurangan ini menjadi menantu, selalu mengajari hal2 baik dalam hidup. Terimakasih juga buat cerita2 kehidupan Bapak yang bisa aku petik hikmahnya, dan masih banyak lagi segudang terima kasih yang aku ga bisa sebutin satu persatu.

Semoga Bapak bahagia di alam yang sekarang. Semoga Allah mengampuni semua dosa2 Bapak dan menerima semua amal ibadah Bapak.. Amin..

Selamat jalan Bapak, doa kami selalu mengiringimu..

0 komentar:

Posting Ter-Gress

Komentar Ter-Gress

Kategori

binatang (3) ga penting (15) imajinasi (4) lucu2-an (6) renungan (14) resensi (6) tegang (2) tips (4)

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP