Bad Hair Day 2

>> 1 Agustus 2010

It’s time to cut my hair!! Rambut uda tumbuh liar ke berbagai arah, syaraf2 kepala uda mule sakit dikucir tiap hari, dan leherku mule mendambakan menghirup udara bebas.. Sekali lagi aku membulatkan tekad ke salon khusus cewek yang sempat menghancurkan tatanan mahkota kepalaku beberapa bulan yang lalu, tapi untungnya tragedi itu berakhir dengan happy ending.. (Baca: Bad Hair Day). But unfortunately, not this time..

Benernya aku uda cari2 referensi salon laen siy, buat alternatif. Ada yang deket ma rumah juga, trus aku nanya2 temen yang pernah kesana. Kata temenku disana potongannya jelek dan biaya potongnya mahal. Ting..ting.. Kata “mahal” buat seorang istri rumah tangga merupakan kata yang sensitip. Uda mahal, jelek pula.. Ngapain juga aku kesitu.. Mending aku ke salon yang kemaren, ga mahal, tapi aga jelek. Dasar perhitungan, qeqeqe..

Bermodalkan nekat, aku ditemani kakakku dan spupuku menuju ke salon andalanku (again??). Kagak kapok2 ni bocah, hi3x.. Mereka berdua uda memperingatkan siy, “Kamu yakin mo potong disitu lagi? Ntar ancur gimana? Uda tau jelek masi aja disitu..”. Aku tetep kekeuh sumekeuh jumerekeuh.. Gpp deh jelek, yang penting potong pendek & ga mahal”. Hwakaka..

Aku uda berdoa sepanjang jalan, moga2 potongannya bagus. Sampai juga kami di salon, kedua sodaraku rencananya mo creambath, meskipun setelah dapat nasehat dari mbak2 yang disana akhirnya berubah haluan menjadi hair spa.. Karena pengalaman terakir kurang mengenakkan aku menghapus nama Mbak S, sang mantan pemotong rambut, dari memoriku. Sekali lagi, aku gambling dan pasrah siapa saja kali ini yang bertugas menggunting rambutku..

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini mbaknya ga banyak nanya dan ga banyak omong. Sebut saja dia si mbak C (kepanjangan dari Cool-kas). Dia cukup tanya sekali, setelah aku jelasin tanpa ba bi bu mbak C langsung bertindak. Hmm.. aku mule tenang, tampaknya profesional dan jam terbangnya uda tinggi jadi dia uda tau apa yang ada dalam pikiranku. Amazing, mungkin dia juga berguru dengan Deddy Corbuzier, sang mentalist. Asal ga mukaku aja yang dibengkokin. Wekekek..

Sambil tetap mengagumi kaca ukuran XL koleksi salon, diam2 aku mule memperhatikan apa yang mbak C perbuat dengan kepalaku. Astaganaga! Ga nyampe seperempat jam, rambutku uda dibabat habis2an ma dia. Aku uda berusaha mencegah, tapi hasilnya jadi mencong karena yang sebelah uda terlalu pendek. Ya sudahlah, aku pasrahkan dia menuntaskan misinya. Kayanya dia harusnya kerja di perusahaan kelapa sawit di bagian pembukaan lahan.

"Ancur d, ancur d", pikirku.. Tapi emang ini salahku (again ??), yang ga bawa gambar buat model sehingga semua yang motong rambutku ga punya gambaran jelas apa yang aku inginkan. Cuma kali ini aku ga nyangka, dia BENER2 ga tau apa yang aku inginkan, murid Deddy Corbuzier gadungan, hiks..

Aku menginginkan potongan rambut yang trendi seperti Fenita Arie,


Tapi apa yang aku dapet? Potongan jamur ala Jimmy Lin, bintang film Mandarin taun '90-an..


Bahkan Jimmy Lin yang sekarang potongan rambutnya juga keren.. Check this out.. Sit suiitt...



Yeaah.. sometimes u don't always get what you want, right?


Agak kecewa tapi sebelum berangkat aku juga siap dengan segala resiko. Bahkan yang terburuk sekalipun. Ga nyangka, hasilnya bener2 yang terburuk. Hiks..

Deg2an nunggu suamiku pulang kerja, ga kebayang reaksinya kaya apa.. Seekor tupai pun tidak pernah kejeblos di lubang yang sama, aku yang manusia justru terperosok di tempat yang sama bahkan lebih dalam. Ketika mendengar pintu pagar dibuka, aku langsung melesat membukakan pintu depan sambil menyembunyikan wajahku di balik bantal besar. Suamiku kontan geli dan bingung ngeliat tindak tandukku, akirnya aku beranikan diri untuk membuka topeng dari bantal ini.. Tarraaa.. dan si mukadatarus supercuekus pun ga bereaksi apa2. Sekarang gantian aku yang bingung, kok biasa aja?

Waktu aku tanya opininya tentang jamur yang bercokol di kepalaku, dia bilang "Biasa kok, kaya Yuni Shara". Aku mule terkikik2 geli, sebenernya ga terlalu menghibur siy karena aku ga ngefans ma dia. Tapi mendinglah daripada Jimmy Lin, at least Yuni Shara jenis kelaminnya sama ma aku..



Suamiku menambahkan, "Kamu Yuni Shara, aku Raffi Ahmad-nya". Wuuuh, ngareeep dot com..
Pecahlah tawa kami berdua, dan aku langsung lega. Tiba2 aku ga peduli lagi dengan potongan ala jamur ini, yang penting suamiku mau nerima kok.. Itulah gunanya suami.. di saat qt down, dia yang membesarkan hati qt lagi. I love u Raffi.. ups, love u Mas.. Kalo bisa aku sering2 dipuji yah. Hehe..





0 komentar:

Posting Ter-Gress

Komentar Ter-Gress

Kategori

binatang (3) ga penting (15) imajinasi (4) lucu2-an (6) renungan (14) resensi (6) tegang (2) tips (4)

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP